Sejarah Kota Tua Magelang, Kota Wisata yang Tak Sekadar Instagramable

Sejarah Kota Tua Magelang, Kota Wisata yang Tak Sekadar Instagramable

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES. COM -  siapa yang tak kenal dengan kota terkecil di Jawa Tengah ini. Tak hanya menjadi salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat, Magelang merupakan salah satu Kota Tua di Indonesia. Dahulu kala, Magelang diyakini sebagai pusat Kerajaan Mataram Kuno. Sebelum akhirnya peradaban itu dipindahkan ke Jawa Timur akibat dampak letusan Gunung Merapi. Saat itu, Kerajaan Medang atau Mataram Kuno adalah negara yang mendominasi di Pulau Jawa. Pada abad 7 sampai 9 masehi, Medang jadi rival terbesar Kerajaan Sriwijaya di Jawa. Dari temuan Prasasti Mantyasih, Magelang diyakini lahir pada 11 April 907 dan sekarang usianya 1.116 tahun pada April 2022 mendatang. Awal mula Magelang ini ditandai dengan prasasti yang ditemukan di Kampung Meteseh, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah. Hal ini menjadikan Magelang sebagai salah satu kota tertua yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia telah melalui perjalanan panjang dalam banyak masa. Mulai dari berhasil bertahan di zaman purba hingga memasuki zaman kerajaan, lalu harus berjuang untuk melewati zaman penjajahan sampai akhirnya menerima kedaulatan 100 persen. Semua periode masa mengandung nilai sejarah yang berbeda dan sarat makna. Menapaki berbagai situs heritage dapat membuka wawasan mengenai sejarah dan budaya. Selain itu juga untuk memacu dan menghargai perjuangan bangsa guna memupuk rasa cinta tanah air. Dengan begitu, sebagai bangsa tidak akan mudah tergoyahkan oleh konflik yang ada. Sebaliknya, masyarakat memiliki hasrat untuk senantiasa mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai salah satu kota tertua, tak ayal bila terdapat banyak peninggalan sejarah dan bangunan kuno di Kota Magelang. Berbagai bentuk bangunan ini kaya akan nilai sejarah dan peradaban sebuah bangsa. Seperti empat peninggalan sejarah yang kini berubah menjadi destinasi wisata baru di Kota Magelang. 1. Pendopo Mantyasih Pendopo Mantyasih dan pelatarannya kerap menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan untuk liburan. Lokasinya yang berada dekat di samping aliran Kali Progo menampilkan pemandangan yang fantastis. Dari kawasan budaya ini, pengunjung dapat melihat nilai sejarah dan prasasti juga keindahan Gunung Sumbing. [caption id=\"attachment_79514\" align=\"alignnone\" width=\"684\"]\"CIKAL CIKAL BAKAL. Pendopo Mantyasih menjadi monumen yang dibangun untuk mengabadikan cikal bakal Kota Magelang.(foto : prokompim kota magelang)[/caption] 2. Museum Diponegoro Museum Pangeran Diponegoro terletak di kompleks Kantor Bakorwil II Kedu-Surakarta, Jalan Diponegoro. Museum ini adalah tempat di mana tokoh perlawanan terhadap Belanda ini ditangkap sebelum akhirnya diasingkan ke Manado. Di dalam museum tersebut terdapat peninggalan jubah Pangeran Diponegoro, kursi yang memiliki bekas genggaman tangan Sang Pangeran tatkala ditangkap Belanda secara licik. [caption id=\"attachment_79516\" align=\"alignnone\" width=\"676\"]\"DIPONEGORO. DIPONEGORO. Magelang pernah menjadi basis perang Jawa, ditandai dengan patung Pangeran Diponegoro di Alun-alun. (foto : prokompim kota magelang)[/caption] 3. Museum BPK RI Berada satu kompleks dengan Museum Diponegoro, Museum BPK RI juga merupakan saksi sejarah terbentuknya BPK RI pertama kalinya. Dipilihnya Kota Magelang, karena mempunyai nilai historis dan tempat pertama kali terbentuknya BPK RI pada tahun 1947. [caption id=\"attachment_79521\" align=\"alignnone\" width=\"686\"]\"MUSEUM. MUSEUM. BPK RI pertama kali berada di Kota Magelang kini diabadikan menjadi sebuah museum di kompleks Bakorwil II Kedu Surakarta. (foto : prokompim kota magelang)[/caption] 4. Gunung Tidar Gunung Tidar adalah sebuah bukit yang menjulang di tengah Kota Magelang, dan memiliki tinggi 503 Mdpl. Walaupun tidak setinggi gunung-gunung lain yang ada di pulau Jawa, Gunung Tidar memiliki sejarah dan keunikan yang tidak kalah dari gunung lainnya. Oleh masyarakat Jawa, gunung ini dijuluki sebagai “Pakuning Tanah Jawa” atau pakunya Pulau Jawa. Di puncak gunung itu ada tiga makam keramat, makam pertama adalah makam Syekh Subakir yang merupakan generasi pertama penyebar ajaran Islam di Jawa yang diutus oleh kesultanan Utsmaniyah, Turki. Kemudian makam Kyai Sepanjang, yaitu senjata berbentuk tombak, dan makam Kyai Semar yang konon merupakan tokoh pewayangan. [caption id=\"attachment_79523\" align=\"alignnone\" width=\"656\"]\"WAHANA WAHANA BARU. Gunung Tidar kini tak hanya jadi destinasi wisata budaya dan religi namun berkembang menjadi wisata semua kalangan dengan adanya Gardu Pandang dan Monumen Tanah Air.(foto : prokompim kota magelang)[/caption] Gunung Tidar saat ini kian lengkap dengan wahana baru, yang sudah diresmikan tahun ini. Antara lain, Gardu Padang dan Monumen Tanah Air Satu Bangsa, membuat Gunung Tidar awalnya merupakan wisata budaya dan religi, kini menjelma sebagai wisata yang sangat kompleks. (prokompim/kotamgl/des)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: